PUASA
Hari ini adalah hari pertama
menjalankan ibadah puasa. Aku bersyukur sekali karena masih diberikan
kesempatan untuk menjalankan puasa tahun ini bersama keluarga. Memang di rumah
hanya ada ibu,kakak,aku dan adik saja. Kami sudah terbiasa tanpa ayah, karena
ayah sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Aku masih ingat beberapa memori
silam tentang puasa. Waktu aku kecil sekitar usia 9tahunan, aku mulai mengaji
di ustadzah yang rumahnya tak jauh dai rumahku. Memang sich dulu ada suatu
pengajian yang bersifat pindah-pindah karena kurang tersedianya tempat untuk
mengaji dan khusus buat anak dewasa saja, sehinggga aku tak bisa ikud serta
padahal dalam hati aku ingin ikud mengaji. Dulu masih menggunakan iqro’ dengan
sampul belakang buku bapak-bapak memakai kacamata, entahlah aku sudah agak
lupa.
Setiap sehabis subuh kami para anak
kecil dan remaja putri berbondong-bondong untuk pergi mengaji di ustadzah dekat
rumah, namanya Hj Latifah. Beliau berbadan gemuk dan memiliki suara merdu
ketika bersenandung, menyanyikan beberapa bait lagu islami yang selalu beliau
tulis di papan tempat khusus kita mengaji dirumahnya.
Di tempat Hj Latifah itulah aku
mulai mengenal huruf hijaiyah dan membaca iqro’ dengan penuh semangat. Dan tidak
lupa juga peraturan Hj Latifah yang juga menjadikan aku lebih bersemangat. Setiap
kali masuk mengaji Hj Latifah akan memberikan kita uang 500rupiah yang bisa
diberikan ketika puasa akan berakhir (30hari). Yup niat baiknya membuat kita
para anak kecil saling bersaing untuk bisa mendapatkan reward uang akhir bulan
sebagai THR yang banyak.
Suatu ketika aku bangun kesiangan
dan tak bisa mengaji, aku bersedih karena pasti uang THR ku akan berkurang. Aku
marah pada diriku sendiri, apalagi melihat sepupuku waktu itu bisa mengaji
dalam benak berkata “aku gak boleh kalah,aku harus mendapatkan yang sama”
(obsesi anak kecil). Dan suatu hari sepupuku sakit sehingga dia tak bisa pergi
mengaji. Aku senang, gembira karena hasil yang aku dapat pasti sama dengan
sepupuku.
Puasa pun sudah sampai di hari
terakhir saatnya membagikan uang reward yang kita dapat dari setiap hari
mengaji. Kala itu aku ingat aku mendapat 3500 dari upayahku mengaji setiap
hari. Bukan melihat dari uang yang aku dapat tetapi motivasi Hj Latifahyang
membuatku bersemangat untuk belajar alqur’an yang dimulai dengan iqro’. Dan saat
ini ketika aku menulis cerita ini memory masa kecil itu tidak akan terulang
lagi. Era sudah berbeda dan remaja yang berbeda, skarang tak kudapati anak-anak
kecil bersemangat untuk puasa dan mengaji sehabis subuh. Cerita masa kecilku
dulu sangatlah menyenangkan untuk dapat dikenang kembali J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar