Senin, 06 Juni 2016

Puasa

 

                                                            PUASA
            Hari ini adalah hari pertama menjalankan ibadah puasa. Aku bersyukur sekali karena masih diberikan kesempatan untuk menjalankan puasa tahun ini bersama keluarga. Memang di rumah hanya ada ibu,kakak,aku dan adik saja. Kami sudah terbiasa tanpa ayah, karena ayah sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.
            Aku masih ingat beberapa memori silam tentang puasa. Waktu aku kecil sekitar usia 9tahunan, aku mulai mengaji di ustadzah yang rumahnya tak jauh dai rumahku. Memang sich dulu ada suatu pengajian yang bersifat pindah-pindah karena kurang tersedianya tempat untuk mengaji dan khusus buat anak dewasa saja, sehinggga aku tak bisa ikud serta padahal dalam hati aku ingin ikud mengaji. Dulu masih menggunakan iqro’ dengan sampul belakang buku bapak-bapak memakai kacamata, entahlah aku sudah agak lupa.
            Setiap sehabis subuh kami para anak kecil dan remaja putri berbondong-bondong untuk pergi mengaji di ustadzah dekat rumah, namanya Hj Latifah. Beliau berbadan gemuk dan memiliki suara merdu ketika bersenandung, menyanyikan beberapa bait lagu islami yang selalu beliau tulis di papan tempat khusus kita mengaji dirumahnya.
            Di tempat Hj Latifah itulah aku mulai mengenal huruf hijaiyah dan membaca iqro’ dengan penuh semangat. Dan tidak lupa juga peraturan Hj Latifah yang juga menjadikan aku lebih bersemangat. Setiap kali masuk mengaji Hj Latifah akan memberikan kita uang 500rupiah yang bisa diberikan ketika puasa akan berakhir (30hari). Yup niat baiknya membuat kita para anak kecil saling bersaing untuk bisa mendapatkan reward uang akhir bulan sebagai THR yang banyak.
            Suatu ketika aku bangun kesiangan dan tak bisa mengaji, aku bersedih karena pasti uang THR ku akan berkurang. Aku marah pada diriku sendiri, apalagi melihat sepupuku waktu itu bisa mengaji dalam benak berkata “aku gak boleh kalah,aku harus mendapatkan yang sama” (obsesi anak kecil). Dan suatu hari sepupuku sakit sehingga dia tak bisa pergi mengaji. Aku senang, gembira karena hasil yang aku dapat pasti sama dengan sepupuku.
            Puasa pun sudah sampai di hari terakhir saatnya membagikan uang reward yang kita dapat dari setiap hari mengaji. Kala itu aku ingat aku mendapat 3500 dari upayahku mengaji setiap hari. Bukan melihat dari uang yang aku dapat tetapi motivasi Hj Latifahyang membuatku bersemangat untuk belajar alqur’an yang dimulai dengan iqro’. Dan saat ini ketika aku menulis cerita ini memory masa kecil itu tidak akan terulang lagi. Era sudah berbeda dan remaja yang berbeda, skarang tak kudapati anak-anak kecil bersemangat untuk puasa dan mengaji sehabis subuh. Cerita masa kecilku dulu sangatlah menyenangkan untuk dapat dikenang kembali J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar